Mengenal Penyakit Hemofilia: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Hemofilia

Hemofilia adalah suatu kelainan genetik yang mengganggu proses pembekuan darah. Penderita hemofilia memiliki kekurangan atau ketidakmampuan protein tertentu yang diperlukan untuk pembekuan darah normal. A

kibatnya, pendarahan pada penderita hemofilia berlangsung lebih lama dibandingkan orang normal. Hemofilia merupakan penyakit langka dan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Artikel ini akan membahasnya secara mendalam. Mari simak ulasannya sampai tuntas!

Penyebab Hemofilia

Hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik yang mengganggu produksi protein pembekuan darah. Ada dua jenis utama hemofilia, yaitu Hemofilia A dan Hemofilia B. Hemofilia A disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan VIII, sedangkan Hemofilia B disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan IX.

Mutasi ini diwariskan dari orang tua kepada anak melalui kromosom X, sehingga lebih sering ditemukan pada pria.

Gejala Hemofilia

Gejala hemofilia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Beberapa gejala umum yang dapat muncul antara lain:

  • Pendarahan yang berlebihan: Pendarahan yang berlangsung lebih lama dari biasanya setelah cedera atau operasi.
  • Memar yang mudah terjadi: Penderita hemofilia sering mengalami memar tanpa sebab yang jelas.
  • Nyeri dan pembengkakan pada sendi: Pendarahan dalam sendi dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
  • Pendarahan spontan: Pendarahan tanpa sebab yang jelas seperti mimisan atau pendarahan gusi.

Penanganan Hemofilia

Penanganan hemofilia bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan pendarahan. Beberapa metode penanganan hemofilia meliputi:

  1. Terapi penggantian faktor: Penderita hemofilia dapat menerima suntikan faktor pembekuan darah yang kekurangan. Terapi ini dapat dilakukan secara teratur atau saat terjadi pendarahan.
  2. Desmopresin: Obat ini dapat digunakan untuk merangsang pelepasan faktor pembekuan dari jaringan tubuh. Namun, desmopresin hanya efektif untuk hemofilia ringan.
  3. Obat antifibrinolitik: Obat ini membantu mencegah pemecahan bekuan darah dan digunakan untuk mengendalikan pendarahan ringan hingga sedang.
  4. Perawatan luka yang tepat: Penderita hemofilia harus berhati-hati dalam merawat luka untuk mencegah pendarahan berlebih.

Pencegahan dan Pengelolaan

Penderita hemofilia perlu menjaga kesehatan dan mencegah cedera untuk mengurangi risiko pendarahan. Beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil antara lain:

  • Menghindari aktivitas berisiko tinggi: Olahraga kontak fisik atau aktivitas yang berisiko tinggi harus dihindari.
  • Menggunakan perlengkapan pelindung: Helm, bantalan lutut, dan pelindung lainnya harus digunakan saat berolahraga atau melakukan aktivitas yang berisiko.
  • Memelihara kebersihan gigi: Pendarahan gusi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut secara teratur.
  • Konsultasi rutin dengan dokter: Pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis hematologi diperlukan untuk memantau kondisi dan menyesuaikan pengobatan.

Hemofilia adalah penyakit genetik yang mempengaruhi proses pembekuan darah dan menyebabkan pendarahan yang berlebihan. Meskipun tidak ada obat untuk menyembuhkan hemofilia, penanganan yang tepat dapat membantu mengendalikan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Yuk dapatkan informasi selengkapnya terkait penyakit, obat, suplemen, vaksin, vitamin, artikel kesehatan, dan seputar kefarmasian dengan mengakses laman pafibula.org sebagai laman resmi organisasi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).